EFEK SAMPING PENGGUNAAN PRODUK RUMAH TANGGA-TINJAUAN KIMIA
Efek Samping Penggunaan Produk Pembersih
Efek samping penggunaan sabun atau detergen adalah menimbulkan limbah
rumah tangga berupa busa. Busa yang ditimbulkan sabun dapat diuraikan
oleh mikroorganisme yang ada dalam tanah, sedangkan busa yang dihasilkan
dari detergen sulit diuraikan oleh mikroorganisme di dalam tanah. Bahan
penyusun detergen terdiri atas senyawa berantai lurus dan panjang yang
disebut Linear Alkylbenzene Sulphonate (LAS) dan senyawa rantai
bercabang yang disebut Alkyl Benzene Sulphonate (ABS). Senyawa LAS lebih
mudah diuraikan oleh mikroorganisme dibandingkan dengan senyawa ABS.
Akan tetapi LAS hanya bisa terdegradasi dalam lingkungan aerob (dengan
oksigen). Bahan aktif yang digunakan pada pembersih lantai adalah
benzalkonium klorida. Zat ini bersifat detergen sekaligus sebagai
desinfektan, bersifat kaustik, dan korosif. Pada konsentrasi berlebih
bisa mengiritasi kulit dan jika mengenai mata akan menyebabkan gangguan
seperti gatal bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada kornea. Selain
menimbulkan limbah busa, sabun dan bahan pencuci merupakan salah satu
bahan kimia di rumah tangga yang berbahaya, maka cara penyimpanannya
harus benar.
Efek Samping Penggunaan Produk Pemutih
Bahan pemutih pakaian umumnya mengandung senyawa klorin yang dapat
merusak serat kain dan warna pakaian. Selain itu, senyawa klorin juga
dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Bahan pemutih kulit yang
mengandung merkuri atau raksa yang berlebihan dapat merusak sistem
saraf, karena merkuri merupakan sejenis bahan kimia beracun dan amat
berbahaya bagi kesehatan. Adanya merkuri di dalam tubuh dapat merusak
ginjal. Ada juga bahan pemutih kulit yang mengandung hidrokuinon. Pada
dosis yang tepat hidrokuinon aman bagi kulit, tetapi jika kulit alergi
akan timbul noda-noda hitam pada wajah.
Efek Samping Penggunaan Produk Pewangi
Hampir setiap produk yang berkaitan dengan wanita mempunyai
wewangian, seperti sabun, kosmetik, sampo, pelembut kain, penyubur
rambut, kertas tisu dan detergen. Tujuan menggunakan bahan pewangi
adalah untuk menghasilkan bau wangi pada si pemakai, barang pribadi,
atau udara di sekelilingnya. Namun, kebanyakan kita tidak menyadari
bahwa produk pewangi dapat mendatangkan bahaya bagi kesehatan kita,
terutama bagi wanita hamil.Kebanyakan pengharum ruangan bekerja dengan mengganggu daya cium. Pengharum tersebut melapisi saluran hidung dengan selaput minyaknya, atau melepaskan zat pemati saraf pencium. Produk yang tidak mengandung pewangi sebenarnya menambahkan pewangi yang tidak wangi untuk menyamarkan aroma khas bahan tertentu. Efek samping bahan kimia pewangi pada kesehatan manusia, antara lain mengiritasi mata, hidung, tenggorok, kulit, mengakibatkan mual, pusing, perdarahan, hilang ingatan, kanker, dan tumor, kerusakan hati, menyebabkan iritasi ringan hingga menengah pada paru-paru, termasuk gejala seperti asma. Selain itu, bahan pewangi yang mengandung chlorofluorocarbon (CFC) dapat menyebabkan lapisan ozon di atmosfer berlubang.
Efek Samping Penggunaan Produk Pembasmi Serangga
Saat ini memang zaman serba cepat dan praktis. Nyamuk, semut, atau
lalat datang, kita semprot dengan pembasmi serangga. Hal seperti itu
mungkin erat menempel di benak para konsumen di Indonesia. Akan tetapi,
mereka sesungguhnya tidak mengetahui benar betapa besar ancamannya jika
menggunakan produk semacam itu secara sembarangan. Bahan kimia berbahaya
dapat masuk ke dalam tubuh melalui dua cara, yaitu:1) Termakan atau terminum bersama makanan atau minuman yang tercemar;
2) Dihirup dalam bentuk gas dan uap, termasuk yang
langsung menuju paru-paru lalu masuk ke dalam aliran darah, atau terserap melalui kulit dengan atau tanpa terlebih dahulu menyebabkan luka pada kulit.
Produk pembasmi serangga beraerosol dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon stratosfer. Ozon stratosfer berperan melindungi kehidupan di bumi dari radiasi ultra ungu. Penipisan ozon akan meningkatkan jumlah penderita penyakit kanker kulit secara signifikan, termasuk melanoma ganas, dan pengidap katarak. Selain itu juga dapat merusakkan produk pertanian. Antinyamuk termasuk kelompok pestisida (pembasmi hama), sehingga obat antinyamuk juga mengandung racun. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya tiga bahan aktif dalam obat antinyamuk, yaitu jenis diklorvos, propoxur, pirethroid, dan dietiltoluamida serta bahan kombinasi dari ketiganya. Menurut WHO Grade Class, diklorvos atau diklorovinil dimetil fosfat termasuk berdaya racun tinggi. Jenis bahan aktif ini dapat merusak sistem saraf, mengganggu sistem pernapasan, dan jantung.
Diklorvos sangat berpotensi menyebabkan kanker, menghambat pertumbuhan organ serta kematian prenatal, dan merusak kemampuan reproduksi. Bahan aktif jenis ini menimbulkan gangguan cukup serius bagi hewan dan tumbuhan, sebab bahan ini memerlukan waktu cukup lama untuk dapat terurai baik di udara, air, dan tanah. Propoxur termasuk racun kelas menengah. Jika terhirup maupun terserap tubuh manusia dapat mengaburkan penglihatan, keringat berlebih, pusing, sakit kepala, dan badan lemah. Propoxur juga dapat menurunkan aktivitas enzim yang berperan pada saraf transmisi, dan berpengaruh buruk pada hati dan reproduksi. Pyrethroid oleh WHO juga dikelompokkan dalam racun kelas menengah. Efeknya, mengiritasi mata maupun kulit yang sensitif, dan menyebabkan penyakit asma. Sedangkan DEET atau diethyltoluamid biasa digunakan sebagai zat aktif pada antinyamuk jenis oles. Efeknya mengiritasi kulit, selain membahayakan kulit yang luka, dan selaput lendir tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar